KOMPLEKSOMETRI
Kompleksometri merupakan metode analisis kuantitatif, yaitu metode titrasi atau pengukuran kadar logam dengan menggunakan senyawa kompleks. Titrasi ini berdasarkan reaksi antara logam dengan ligan untuk membentuk senyawa kompleks antara logam dengan ligan (peghelat).
Pada kompleksometri, hanya unsur atau senyawa nonlogam yang memberikan pasangan elektron bebas kepada unsur logam, jadi ikatan yang terbentuk pada titrasi ini adalah ikatan ionik. Senyawa kompleks terbentuk karena adanya anion yang konsentrasinya melebihi sneyawa garam. Contoh dari senyawa kompleks tersebut adalah [FeCl6]-4.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral
(Basset, 1994).
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
(Khopkar, 2002).
Senyawa kompleks memiliki sifat khas tertentu, yaitu :
• Menaikan kelarutan
• Larut dalam air, dan
• Memiliki warna
Struktur EDTAe(thylene diamine tetra acetic acid)
Continue reading →